Breaking News

Pancasila Sebagai Solusi Penagkal Radikalisme dan Terorisme



Pemerintah Indonesia belakangan ini mulai mewaspadai perkembangan radikalisme di tanah air  terkait dengan jaringan ISIS (Islamic State Iraq and Suriah). Beberapa waktu lalu media dihebohkan dengan keberangkatan 16 WNI yang bergabung dengan ISIS. Tak lama kemudian 22 Maret 2015 silam, polisi dan densus 88 menggerebeg 4 lokasi yang diduga terkait dengan ISIS. Isu mengenai ISIS ini sudah menjadi isu global dan sepertinya dunia kompak untuk memeranginya. Melihat fenomena tersebut, perlu ada langkah-langkah untuk mencegah aksi radikalisme tumbuh subur di bumi pertiwi. Selain melakukan tindakan atas pelaku radikalisme, pemerintah juga harus melakukan pencegahan atau tindakan preventif agar masyarakat tidak mudah tergiur ideologi yang menggunakan atribut agama. Diperlukan kerjasama yang erat antara pemerintah, aparat keamanan dan tokoh agama untuk meluruskan pemahaman agama. Apalagi bangsa Indonesia mempunyai dasar Negara yang berisi nilai-nilai luhur bangsa dalam Pancasila. Peneliti dari Pusat Studi Pancasila (PSP) Universitas Gajdah Mada (UGM), Hendro Muhaimin, MA berpendapat, keluarga merupakan benteng terdepan dalam mencegah munculnya radikalisme.
Dalam konteks ini, maka orang tua harus dibekali pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang nasionalisme kebangsaan. Selama ini peran keluarga seakan terlupakan oleh negara dalam mencermati persoalan-persoalan kebangsaan yang muncul. Selain Itu, minimnya pemahaman tentang Pancasila dalam keluarga dan sekolah juga menyebabkan nilai-nilai yang terkandung didalamnya mulai terabaikan. Karena itu, Pancasila harus eksis kembali, dimana terminologi kandungannya harus muncul lagi dalam keluarga dan sekolah. Dengan memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang nasionalisme dalam keluarga, diharapkan perlahan-lahan bisa mencegah tumbuhnya radikalisme.
Artinya, problem yang muncul terkait persoalan radikalisme harus benar-benar dicermati dan diresapi bersama. Harus ada konsep atau gagasan baru dalam membudayakan dan membumikan Pancasila. Langkah ini penting karena selama ini proses pembudayaan masih terkesan kaku yakni dilakukan hanya untuk kepentingan negara, khususnya aparat pemerintah, tetapi tidak memberi ruang publik untuk melakukan interpretasi dan melahirkan ide-ide yang kreatif, sehingga berdampak pada bagaimana nilai-nilai Pancasila itu akan diinternalisasikan. Masyarakat harus memiliki komitmen yang kuat pada nilai-nilai Pancasila, dan lebih peka terhadap lingkungan, terutama yang berhubungan dengan berbagai potensi yang menjadi ancaman terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat.
Jalankan Sila dalam Pancasila
Hilangnya nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada masyarakat Indonesia, merupakan pangkal dari munculnya berbagai tindakan radikalisme & terorisme di Indonesia. Contohnya sila pertama adalah Ketuhanan yang berkebudayaan baik. Radikalisme sendiri sebagai ekspresi ketuhanan yang tidak berkebudayaan. Radikalisme tumbuh akibat merosotnya nilai-nilai ketuhanan pada diri manusia. Idealnya, hubungan manusia dengan Tuhannya harus selaras dengan hubungan manusia dengan manusia.
Sikap berketuhanan yang merupakan cermin sila pertama ini, secara langsung berhubungan dengan sila kedua: kemanusiaan yang adil dan beradab. Pada fase yang lebih luas, radikalisme merupakan cerminan lumpuhnya sila ketiga: persatuan Indonesia. Bagaimana pun, kelompok radikal ini biasanya berada di lingkungan pergaulan yang sempit & tertutup. Sehingga memiliki ilmu dan pandangan yang terbatas. Daya permusyawaratan dan kepemimpinan yang buruk di negeri ini pun jadi penyebab munculnya beragam aksi radikalisme dan terorisme di Indonesia. Para teroris umumnya memiliki jaringan dengan ingatan yang pedih. Terakhir, negara kurang mampu mewujudkan sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Umumnya, ketimpangan sosial ini menghadirkan radikalisme di berbagai negara di belahan dunia. Kasus bom di Norwegia pun, merupakan hasil dari ketimpangan sosial di negara tersebut.
Pancasila sendiri sebagai sebuah titik keseimbangan dalam bernegara. Pancasila tidak hanya menjadi acuan masyarakat untuk berkehidupan, tetapi juga alat ukur pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan. Pancasila merupakan solusi permasalahan radikalisme yang melanda Indonesia saat ini. Maka diharapkan nilai-nilai dalam Pancasila harus benar-benar dijalankan oleh masyarakat Indonesia guna mencegah dan meminimalisir radikalisme dan terorisme di negeri tercinta kita ini.
#muslimsejati

Tidak ada komentar