Breaking News

Radikalisme di Media Sosial dan Pandangan Islam terhadap Kekerasan

Radikalisme merupakan paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis. Di era digital saat ini gerakan Radikalisme dari suatu kelompok tumbuh sumbur akibat adanya sebuah globalisasi dimana batas – batas antar negara sudah tidak lagi menjadi sebuah halangan paham Radikal sehingga memberikan pengaruh  begitu besar terhadap pertumbuhan radikalisme dari suatu kelompok tertentu.
Kecanggihan teknologi yang ada saat ini menjadi keuntungan bagi penyebar -luasan gerakan radikalisme, paham Radikal akan lebih mudah diterima oleh seseorang yang pengetahuan sempit, contohnya dalam ilmu agama.
Para pelaku Radikalisme saat ini memanfaatkan isu agama dalam melancarkan dan melegitimasi gerakannya untuk untuk mencapai tujuan tertentu yang diinginkannya apabila seseorang mempunyai pengetahuan agama yang sempit maka akan mudah sekali untuk meembenarkan paham Radikalisme tersebut sehingga perlu dipahami gerakan radikalisme di era digital saat ini.
Radikalisme di Dunia Maya
Menurut penulis, Salah satu gerakan yang dibangun para penganut paham Radikalisme saat ini yaitu dengan cara pola gerakan di dunia maya secara masiv dan tersistematis oleh kelompok – kelompok tertentu dengan berbagai cara salah satunya menyebarkan berita bohong (hoax) dengan tujuan dengan tujuan untuk menenamkan sebuah kebencian terhadap kelompok tertentu yang menjadi sebuah penghalang bagi pelaku radikalisme tersebut.
Gerakan semacam ini perlu kita pahami agar tidak terjebak dengan misi yang di bawa oleh para radikalis dalam mempropaganda para pengguna media sosial khususnya masyarakat indonesia sehingga ketika mendapati hal semacam ini maka mencari kebenaran terhadap isu tersebut adalah salah satu dalam menyempitkan gerakan radikalisme di dunia maya.
Dalam dunia maya, gerakan radikalisme terbagi dalam beberapa bagian diantaranya ada gerakan dalam media sosial (Facebook, Instagram, Twitter, dll) dan gerakan melalui sebuah situs web yang bebas untuk diakses para pengguna internet.
Beberapa ciri gerakan radikalisme di dunia maya adalah menyebarkan kebencian terhadap suatu kelompok, tidak membenarkan pendapat kelompok lain, memvonis kelompok lain, serta ajakan untuk mengikuti kelompok mereka para pelaku radikalisme.
Radikalisme dalam Bentuk Media Cetak dan Elektronik
kelompok-kelompok yang menganut paham radikalisme selain melakukan gerakan melalui dunia maya, karena di sebabkan tumbuh sumburnya kelompok tersebut sehingga gerakan juga dibangun melalui media cetak maupun media elektronik dengan membentuk pengikut/kader yang militan terhadap gerakan yang bersifat radikal sehingga dalam proses pembuatan media tersebut dilakukan secara mendiri oleh kelompok tersebut dengan tujuan yang sama.
Media cetak yang dibuat disebar-luaskan salah satu sasarannya ialah kampus/universitas hal ini di sebabkan pemuda terkadang lebih mudah untuk diajak untuk bergabung atau memberikan doktrin terhadap paham kelompok tersebut.
Memutus Rantai Gerakan Radikalisme
Suatu paham sangat sulit untuk dihilangkan namun gerakan dalam menyebar-luas dapat diatasi dengan memutuskan rantai pola gerakan tersebut.
Peran penting orang tua dalam mengatasi Radikalisme saat ini sangat penting dimana peran orang tua dirumah sebagai pendidik utama seorang anak dalam membentuk kepribadiannya, orang tua juga sebagai penjaga seorang anak dalam pergaulannya sehari-hari, jika peran orang lebih maksimal terhadap anak-anaknya maka sedikit ruang untuk paham Radikalisme dalam menjebak anak tersebut.
Menyaring isu berita yang diperoleh baik didunia maya maupun melalui dalam bentuk media cetak serta mencari dan menggali kebenaran terhadap isu berita yang diperoleh. belajar serta memperluas wawasan dan pengetahuan sosial dan politik dan yang lebih penting pengetahuan dan pengaplikasian tentang agama yang harus sejalan dengan keilmuan yang bersifat duniawi.
Islam Tidak Menyukai Kekerasan
Islam merupakan Agama yang dibawa oleh baginda Nabi Muhammad SAW setelah menerima wahyu dengan perantara malaikat Jibril AS.
Agama Islam adalah sumber dalam pendidikan akhlak termasuk perilaku dalam hal ini perilaku yang islami.
Di Indonesia sendiri masyarakatnya menganut mayoritas beragama Islam, bahkan penduduknya termasuk dalam negara yang paling banyak warga yang paling besar dalam menganut agama Islam hal tersebut menjadi sebuah kebanggaan tersendiri dari sisi kuantitas lebih besar daripada negara-negara Islam ditimur tengah namun kemudian apakah keunggulan tersebut dapat di imbangi oleh dari sisi kualitas para penganutnya?
Tentu hal tersebut menjadi pertanyaan untuk kita bersama, menjadi sebuah bahan dalam evaluasi kita dalam menganut Agama yang sempurna dan paripurna yang berasal dari Tuhan Semesta Alam, Pencipta langit dan bumi, Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT.
Di sini penulis akan sedikit mengkaji tentang perilaku Islami dalam Agama Islam yang kemudian mengantarkan kita pada satu titik pertanyaan, apakah kita sebagai penganut Agama yang di ridhoi Allah SWT akan mengedepankan prilaku berlemah lembut ataukah kekerasan dalam bersikap baik terhadap sesama maupun kepada orang yang lain yang berbeda keyakinan?
https://alfinlatife.blogspot.co.id
Ilustrasi, Sumber Gambar : https://alfinlatife.blogspot.co.id
Dari pengamatan penulis bahwa akhir – akhir ini terdapat kelompok – kelompok dan individu yang merasa bahwa pandangannya dalam beragama adalah hal yang mutlak untuk dibenarkan oleh kelompok maupun individu yang lain, bahkan seringkali penulis melihat adanya justifikasi terhadap kelompok lain bahwa mereka salah.
Hal tersebut bukan hanya terjadi di jaman sekarang ini namun telah ada sejak zaman khulafaur rasyidin ketika terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.
Seseorang bernama Abdullah bin Saba yang dikenal sebagai pemberontak melakukan provokasi pada umat Islam untuk melakukan makar dan melawan semua kebijakan khalifah Utsman bahkan provokasi tersebut dilakukan dengan menggunakan ayat – ayat  Al Qur’an. Fitnah dan provokasi ini berujung pada pembunuhan khalifah Utsman.
Hal tersebut juga terjadi pada khalifah Ali bin Abi Thalib, beliau wafat ditangan Abdurrahman ibn Muljam.
Pemahaman keagamaan yang tekstual skripturalis membuat seseorang seperti ibn Muljam menganggap sahabat Nabi sekelas Sayyidina Ali sebagai orang yang kafir dan layak dibunuh karena tidak menjalankan hukum Islam.
Dua contoh yang terjadi  pada sahabat Nabi Muhammad SAW merupakan contoh kongkret di masa lampau bahwa kekerasan telah terjadi dengan mengatasnamakan Agama untuk melegalkan aksinya.
Islam sebagai Agama yang Mengajarkan Lemah Lembut
Menurut Al Ghazali, tumbuhnya sifat lemah lembut tumbuhnya sifat lemah lembut dalam diri manusia dapat dilakukan dengan cara melatih diri menahan amarah yang dapat menyebabkan timbulnya kekerasan terhadap diri sendiri maupun orang lain. Allah SWT berfirman yang artinya “Orang – orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang” (Ali Imran : 134).
Sikap berlemah lembut sangat berhubungan erat dengan sifat sabar, kedua kata ini sering digunakan untuk menunjuk satu makna yang sama sebagaiman firman Allah SWT “Dan (juga) kamu sungguh – sungguh akan mendengar dari orang – orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang – orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak akan menyakitkan hati. jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.” (Ali Imran : 186).
Ayat ini menegaskan bahwa dalam menghadapi gangguan harus dengan sikap tenang dan tabah serta dapat juga disebut sebagai sikap lemah lembut.
Sahabat ibn Abbas meriwayatkan bahwa baginda Nabi Muhammad SAW pernah berkata kepada al-Asyji “Kamu mempunyai dua sifat yang membuat Allah dan Rasul-Nya senang; Lemah lembut dan murah hati.” (HR. Muslim).
Pada riwayat lain Sayyidah A’isyah ra menyatakan bahwa baginda Nabi Muhammad SAW  bersabda “Sesungguhnya Allah adalah Maha Lemah Lembut dan suka terhadap sikap lemah lembut dalam segala hal.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari beberapa dasar hukum dalam Islam diatas yang dirangkum penulis memberikan gambaran bahwa dalam Agama Islam ditegaskan untuk berlemah lembut dalam berbagai hal serta aktivitas yang dilakukan oleh penganutnya bahkan dianjurkan untuk berlemah lembut baik terhadap sesama maupun kepada penganut agama lain.
Kekerasan dalam Perspektif Islam
Kekerasan merupakan sebuah ekspresi baik dilakukan secara fisik ataupun secara verbal yang mencerminkan pada tindakan agresi dan penyerangan pada kebebasan atau martabat seseorang yang dapat dilakukan oleh secara individu maupun kelompok.
Kekerasan merupakan cerminan dari sikap kebencian dan marah yang berlebihan hal tersebut jelas tidak dibenarkan oleh agama karena dapat membuat seseorang menjadi buta dan tuli mengakibatkan tidak dapat membedakan kebenaran dan kesalahan serta tidak mau mendengar nasihat dan bimbingan yang pada akhirnya tingkah laku dikendalikan oleh hawa nafsu bukan akalnya sehingga muncul dalam hati keinginan untuk memukul atau bahkan membunuh.
Allah SWT berfirman dalam surah Al A’raf ayat 56 “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan) sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang – orang yang berbuat baik.” 
Diantara perilaku – perilaku yang sesuai ajaran Islam salah satunya ialah tidak saling membenci sebagaimana sabda baginda Nabi Muhammad SAW “Janganlah kamu saling menghasut, janganlah saling membenci dan janganlah saling membelakangi, janganlah saling membelakangi, janganlah kamu menjual – jual orang lain, dan jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim adalah saudara muslim yang lain, tidak boleh menzaliminya, jangan menghinanya dan jangan merendahkannya setiap muslim atas muslim yang lain haram darahnya, haram hartanya, dan haram kehormatannya.” (HR. Muslim).
Dua dasar hukum diatas mengajarkan kepada kita bahwa perilaku kekerasan adalah perbuatan yang tidak dibenarkan oleh Agama Islam itu sendiri baik itu terhadap sesama maupun kepada orang yang berbeda keyakinan.
Sehingga penulis meyakini bahwa berlemah lembut merupakan perilaku islami yang harus diutamakan serta dianjurkan oleh agama Islam itu sendiri daripada perilaku kekerasan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain di muka bumi ini.
Olehnya itu agama Islam sendiri tidak menyukai perilaku kekerasan dalam hidup dan berkehidupan dengan kata lain, kekerasan dengan mengatasnamakan agama baik itu dilakukan melalui media sosial maupun tindakan secara langsung adalah sebuah tindakan yang sangat keliru dan tidak dibenarkan sama sekali.
qureta.com


#muslimsejati #zonamuslim #indonesia #nusantara #khilafah #bhinekatunggalika #intoleran #Islam #merahputih #islampedia #bangsa #negara 

Tidak ada komentar