Rasulullah tak Pernah Ajarkan Radikalisme
Abdul Muiz, NU Online | Ahad, 07 Oktober 2018 09:00
Jakarta, NU Online
Ketua PCNU Jakarta Utara KH Ali Mahfudz mengatakan bahwa Ahlussunah wal Jamaah tidak membenarkan tindakan radikalisme. Sebab, Nabi Muhammad dan para sahabat tidak pernah mengajarkan radikalisme.
"Saya tidak setuju kelompok radikalisme mengatakan Aswaja karena Aswaja mengikuti Nabi dan para Sahabat. Sementara Nabi dan para sahabat tidak pernah mengajarkan kekerasan," kata Kiai Ali di Hotel Nam, Jakarta Utara, Sabtu (6/10).
Menurut Kiai Ali, pada peristiwa Fathu Makkah (pembebasan Kota Makkah), Rasulullah melindungi orang-orang yang tidak seakidah, seperti penganut agama Nasrani dan Yahudi, Rasulullah tidak pernah memaksakan ajaran-ajaran Islam agar dianut mereka dan tidak mengenakan zakat, tetapi diganti dengan membayar jizyah atau pajak.
"Artinya, Islam di zaman nabi ini sangat toleran," jelasnya.
Sementara akhir-akhir ini lanjutmya, toleransi yang merupakan salah satu prinsip penting dalam Islam mulai hilang dari pemahaman umatnya. Oleh sebab itu, NU tidak boleh berhenti menanamkan pentingnya toleransi untuk membendung radikalisme.
"Ini tugas NU struktur, pengurus agar lebih memperkenalkan konsep-konsep NU ke depan, mengenalkan Aswaja ala Thariqah an-Nahdhiyah kepada masyarakat," ucapnya.
Aswaja ala Thariqah an-Nahdhiyah mempunyai empat prinsip dasar, yakni tawassuth (moderat), tawazzun (seimbang), i'tidal (adil), dan tasammuh (toleran) yang harus dipegang oleh orang NU. (Husni Sahal/Muiz)
#muslimsejati
Tidak ada komentar